CILEGON, KBN.Com – Ancaman stunting di Kota Cilegon tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Pemerintah Kelurahan Jombang Wetan mengambil langkah cepat dengan menggelar pendampingan bagi balita kurang gizi dan ibu hamil risiko tinggi (Bumil Resti), Selasa, 1 Juli 2025, di aula kelurahan setempat.
Program ini bukan sekadar seremonial. Di balik kegiatan itu tersimpan kekhawatiran serius: stunting tak hanya menahan tinggi badan anak, tapi juga menghambat perkembangan otak, meningkatkan risiko penyakit kronis, dan bahkan berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.
“Stunting bukan sekadar soal tubuh pendek. Ini menyangkut masa depan anak—kesehatan jangka panjang, kemampuan belajar, dan produktivitas mereka saat dewasa,” tegas Lurah Jombang Wetan dalam wawancara dengan Kota Baja News.Com.
Stunting umumnya terjadi akibat kurang gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan—mulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun. Sayangnya, banyak orang tua yang belum memahami pentingnya asupan nutrisi sejak awal kehamilan.
Minimnya edukasi gizi membuat pola makan ibu hamil dan balita kerap asal-asalan. Akibatnya, anak kekurangan zat penting seperti protein hewani, zat besi, dan vitamin esensial. Dalam kegiatan ini, warga mendapat materi mendalam tentang pentingnya nutrisi seimbang—termasuk mikro dan makronutrien yang bisa diperoleh dari makanan sederhana seperti nasi, telur, ikan, dan sayuran lokal.
Tak hanya soal makan, gaya hidup selama kehamilan juga turut menentukan kualitas janin. Pemeriksaan kesehatan rutin, konsumsi makanan segar, dan menjauhi makanan instan menjadi kunci utama. Tenaga kesehatan dari Puskesmas Jombang yang hadir dalam kegiatan ini memberikan pemeriksaan langsung dan edukasi intensif kepada para peserta.
“Kami ingin masyarakat paham bahwa mencegah stunting dimulai sejak dalam kandungan. Ini investasi masa depan bangsa,” tambah lurah.
Pemerintah kelurahan menegaskan bahwa sosialisasi ini bukan akhir, melainkan langkah awal. Target utamanya adalah perubahan perilaku: dari pola makan yang buruk menjadi pola konsumsi yang sehat dan sadar gizi.
Dukungan lintas sektor, mulai dari puskesmas, kader kesehatan, hingga tokoh masyarakat, diharapkan dapat memperkuat gerakan ini di lapangan.
“Jangan tunggu anak sudah tumbuh baru sadar ada yang salah. Pencegahan stunting harus dimulai dari sekarang,” pungkasnya.
(Rizki/Red*)
إرسال تعليق