Mogok Kerja Berlanjut, PT Bungsari Alami Kerugian yang Terus Membengkak



CILEGON, KBN.com –
Aksi mogok kerja yang dilakukan sejumlah karyawan PT Bungsari Flour Mills sejak beberapa waktu terakhir terus berbuntut panjang. Pihak perusahaan mengaku mengalami kerugian signifikan akibat terhambatnya aktivitas produksi di pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten.


Pandu Dewayan, HRD Operation Manager PT Bungsari, mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan perhitungan atas kerugian yang ditimbulkan. Meski belum bisa menyebutkan nominal pasti, ia menegaskan angka kerugian tersebut terus bertambah setiap harinya seiring belum meredanya aksi mogok.


“Sampai sekarang kerugian masih kami hitung, dan itu terus bergerak. Saya belum bisa menyebutkan angkanya karena datanya masih terus berkembang,” ujar Pandu saat ditemui di kantornya, Kamis (12/6/2025).


Tak hanya dari sisi keuangan, mogok kerja juga berdampak pada aspek operasional dan kualitas sumber daya manusia di lapangan. Pandu menyebutkan terjadi penurunan keterampilan kerja (skill degradation) akibat kekosongan posisi yang ditinggalkan oleh karyawan yang mogok. 


Sebagai langkah antisipasi, perusahaan kini tengah berupaya mengisi kekosongan dari tenaga internal, meskipun diakui tidak mudah karena keterbatasan tenaga baru yang siap bekerja.


Relokasi Jadi Pangkal Masalah


Aksi mogok ini sendiri dipicu oleh kebijakan perusahaan yang melakukan relokasi permanen sejumlah tenaga kerja ke daerah lain, seperti Medan dan Makassar. Pandu menjelaskan bahwa proses relokasi ini telah melalui perencanaan dan mediasi panjang, bahkan sejak tiga tahun lalu.


“Tahun pertama adalah masa adaptasi, tahun kedua fokus pada pengembangan kompetensi, dan tahun ketiga transfer knowledge. Setelah itu rencananya kami kembalikan ke Cilegon, namun tetap ditolak,” terang Pandu.


Melihat situasi tersebut, perusahaan akhirnya mengambil kebijakan untuk melakukan relokasi penuh dalam waktu dua tahun. Keputusan ini disebut sebagai langkah strategis agar operasional perusahaan bisa berjalan lebih kondusif dan merata di seluruh wilayah, tanpa memunculkan perlakuan khusus terhadap karyawan tertentu.


“Kalau kami memberi pengecualian, maka akan muncul masalah-masalah baru,” tegas Pandu.


Hingga kini, belum ada titik temu antara perusahaan dan pihak karyawan yang melakukan aksi mogok. Di tengah ketidakpastian ini, kerugian terus mengintai, dan PT Bungsari dituntut mengambil keputusan cepat demi menjaga kelangsungan bisnisnya.


(Din/Red*)

Post a Comment

أحدث أقدم