CILEGON, KBN.Com - Di sebuah ruangan sederhana di Sekretariat Perbakin Cilegon, 60 pasang mata muda menatap lurus ke depan. Di tangan mereka, senapan angin replika tertata, dan di baliknya, harapan-harapan mulai dirakit. Hari itu, 19 Juli 2025, menjadi saksi lahirnya gelombang baru dalam peta olahraga menembak Kota Cilegon. Nama programnya: Shooting Academy 2025.
Padahal, awalnya panitia hanya menyiapkan 30 kursi. Tapi animo peserta datang bagai hujan deras di musim paceklik. Kuota pun dilipat dua. Dari anak kelas 4 SD hingga siswa SMA kelas 1, semua berdatangan—tak sekadar ikut-ikutan, tapi karena tertarik, penasaran, dan ingin mencoba olahraga yang selama ini terdengar eksklusif: menembak.
Bagi M. Ferry Muchdiana, Ketua Pengkot Perbakin Cilegon, lonjakan peserta ini adalah bukti. Bahwa olahraga menembak punya masa depan, asal pintunya dibuka. “Cilegon selama ini kekurangan atlet menembak. Shooting Academy ini penting untuk regenerasi. Kita ingin mulai dari sekarang,” ujarnya.
Ia tak main-main. Targetnya, dari 60 peserta yang ikut, paling tidak 10 hingga 20 persen bisa dibina secara berkelanjutan. Perbakin Cilegon bahkan telah menyiapkan pelatihan lanjutan, khusus bagi mereka yang menunjukkan bakat dan kedisiplinan. Atlet tidak dilahirkan dalam sehari—tapi dilatih dengan sabar dan sistematis.
Di hari pertama akademi, anak-anak diberi pengenalan teknik dasar. Mulai dari cara memegang senapan dengan benar, menjaga fokus, hingga postur tubuh yang stabil saat membidik. Di hari kedua, mereka mulai praktik. Tak sedikit yang gugup. Tapi juga tak sedikit yang langsung menemukan iramanya.
“Saya senang, anak saya jadi tahu dunia olahraga menembak. Instruktur juga sabar, tempatnya nyaman,” kata salah satu orang tua peserta. Ia berharap Perbakin bisa terus memperbaiki fasilitas agar proses belajar semakin optimal.
Namun yang paling menarik dari Shooting Academy ini bukan hanya pelatihannya. Tapi atmosfernya. Anak-anak yang semula asing satu sama lain mulai saling menyemangati. Beberapa bahkan terlihat serius mencatat materi. Ada yang dengan antusias mencoba teknik baru, ada pula yang berkali-kali mengulang posisi agar lebih presisi.
Di sinilah letak pentingnya acara ini: memperkenalkan olahraga yang kerap dianggap elitis kepada generasi muda secara inklusif. Bahwa menembak bukan semata milik tentara atau atlet nasional, tapi juga anak-anak sekolah dari kota industri seperti Cilegon.
Perbakin Cilegon tak berhenti sampai di sini. Mereka menatap jauh ke depan. Targetnya jelas: medali emas di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) dan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Banten 2026 di Tangerang Selatan.
Target itu mungkin terlihat tinggi. Tapi jika perjalanan dimulai dengan fondasi seperti ini—serius, sistematis, dan penuh semangat—bukan tak mungkin Cilegon punya nama-nama besar di dunia menembak beberapa tahun ke depan.
Shooting Academy 2025 mungkin hanya berlangsung dua hari. Tapi bagi anak-anak yang ikut, mungkin inilah titik awal. Momen ketika mereka pertama kali belajar membidik bukan hanya sasaran, tapi juga masa depan.
(Din/Red*)
Posting Komentar