Cilegon, KBN.com – Ada yang berbeda di Pondok Pesantren Al Khairiyah Banu Al-Qomar, Sabtu (19/7/2025). Ratusan alumni berkumpul dalam suasana haru dan penuh nostalgia. Namun di antara keramaian dan kehangatan reuni akbar serta haul KH Qomarudin, satu pernyataan dari pimpinan yayasan, KH Muktillah, berhasil menggugah emosi para hadirin.
“Reuni ini bukan sekadar bertemu raga, tapi menyatu dalam kenangan. Saat kita menimba ilmu, menangis dalam rindu, dan tumbuh dalam pelukan cinta para guru,” ucap KH Muktillah, disambut riuh tepuk tangan dan mata yang berkaca-kaca.
Bagi banyak alumni, pesan itu menyentuh langsung ke sanubari. Suasana sederhana masa lalu—berbagi tempat tidur di asrama, memasak bersama di dapur ponpes, hingga berjalan kaki ke musholla demi menjawab panggilan Tuhan—kembali hidup dalam ingatan.
Merajut Silaturahmi, Menghidupkan Spirit Pesantren
Dalam sambutannya, KH Muktillah juga mengingatkan pentingnya menjalin kembali ikatan spiritual dan emosional antar-alumni.
“Kita rajut kembali, kita sambung tali silaturrahmi agar tidak terputus. Kita kenang masa-masa senang dan sedih kita selama berada di tempat ini,” tuturnya.
Bagi KH Muktillah, reuni bukan hanya tentang nostalgia, tapi juga momentum untuk merefleksikan perjalanan hidup para alumni dan bagaimana nilai-nilai pesantren tetap relevan dalam kehidupan mereka kini.
Bukan Sekadar Acara Seremonial
Reuni dan haul ini juga diisi dengan dzikir bersama, khataman Al-Qur’an, serta ziarah ke makam KH Qomarudin—pendiri pesantren yang jasanya begitu besar dalam membentuk karakter ribuan santri.
Peluncuran buku Cahaya Santri karya tim penulis di bawah arahan Dr. Nurdin juga menambah makna acara. Buku ini menjadi simbol dokumentasi spiritual dan sejarah perjuangan santri dalam menuntut ilmu.
Acara tersebut turut dihadiri oleh tokoh masyarakat, pejabat pemerintahan, hingga alumni dari berbagai angkatan dan jenjang pendidikan di bawah naungan Yayasan Al Khairiyah Banu Al-Qomar.
Namun, sebagaimana disampaikan KH Muktillah, lebih dari sekadar rangkaian kegiatan formal, inti dari acara ini adalah: menyatukan kembali jiwa-jiwa yang pernah tumbuh bersama dalam cahaya ilmu dan cinta para guru.
(Rizky/Red*)
Posting Komentar