CILEGON, KBN.Com – Kota Cilegon, yang selama ini dikenal sebagai “Kota Baja”, kini tengah bersiap menghadapi babak baru transformasi sumber daya manusia. Pesatnya perkembangan industri asing, terutama dari Korea Selatan, membuka mata Pemerintah Kota Cilegon akan satu kenyataan penting: penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Korea, bukan lagi sekadar nilai tambah—melainkan kebutuhan mutlak.
Menyikapi hal tersebut, Pemkot Cilegon bekerja sama dengan PT Krakatau Posco meluncurkan program pelatihan bahasa Korea yang akan dimulai Agustus 2025. Program ini tak hanya bertujuan mengasah kemampuan linguistik peserta, tapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri global.
“Industri saat ini membutuhkan SDM yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga mampu berkomunikasi lintas budaya. Bahasa menjadi jembatan,” tegas Wali Kota Cilegon, Robinsar, dalam peluncuran program, Rabu (4/6/2025).
Dari 100 peserta yang akan diterima dalam angkatan perdana, 40 persen akan mengikuti pelatihan bahasa yang terintegrasi dengan pengembangan keterampilan kerja. Sementara 60 persen lainnya akan fokus mendalami bahasa dan budaya Korea. Seluruh pelatihan akan dipusatkan di Human Resource & Development Center (HRDC) milik PT Krakatau Posco—perusahaan patungan antara Indonesia dan Korea Selatan yang menjadi salah satu pemain utama industri baja nasional.
Lebih lanjut, Robinsar menyatakan bahwa pelatihan ini bukan hanya ditujukan untuk menjawab kebutuhan lokal. Ia berharap program ini mampu membuka peluang kerja hingga ke luar negeri, khususnya di Korea Selatan.
“Kami ingin anak-anak Cilegon punya daya saing global. Jangan sampai mereka hanya jadi penonton di rumah sendiri,” ujarnya.
Langkah ini dinilai strategis, mengingat laju investasi asing di Cilegon terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dari Korea Selatan dan Jepang. Namun kemajuan ini juga menghadirkan tantangan: kesiapan tenaga kerja lokal dalam menghadapi persaingan global yang kian ketat.
Melalui pelatihan bahasa dan budaya asing yang terstruktur, Cilegon mencoba membangun narasi baru. Kota ini tak lagi hanya sekadar lokasi pabrik dan mesin-mesin industri raksasa, tapi juga sebagai kawah candradimuka bagi tenaga kerja lokal yang siap bersaing di pasar internasional.
Jika langkah ini konsisten dijalankan dan dikembangkan, bukan tidak mungkin Cilegon akan tumbuh sebagai pusat SDM unggul yang tak hanya dibutuhkan di dalam negeri, tetapi juga di kancah global.
(Rizky/Red*)
إرسال تعليق