Kampoeng Programming: Ketika Inovasi Tumbuh dari Akar Rumput Tanpa APBD dan CSR


CILEGON, KBN.Com –
Di tengah tantangan keterbatasan anggaran, sekelompok warga di Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, justru menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari bawah. Tanpa sentuhan dana APBD atau dukungan CSR, mereka merintis sebuah ruang belajar teknologi yang mereka beri nama Kampoeng Programming—sebuah inisiatif mandiri yang kian tumbuh berkat gotong royong dan semangat berbagi.


Digawangi oleh Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Harapan Denok, program ini konsisten hadir sebagai wadah edukasi berbasis teknologi dan keterampilan terapan. Menariknya, semua dijalankan dengan modal sosial, bukan finansial.


Pada Jumat, 23 Mei 2025, Posyantek bersama Kelurahan Lebak Denok kembali menggelar dua pelatihan secara serentak. Di aula kelurahan, warga belajar membuat eco enzyme dari limbah rumah tangga—teknologi sederhana yang mulai banyak dimanfaatkan untuk pertanian ramah lingkungan. Sementara itu, di Laboratorium Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang letaknya tak jauh dari lokasi pertama, digelar pelatihan pemrograman web bagi pelajar, pemuda, dan pelaku UMKM digital.


Keduanya menghadirkan pengajar dari Universitas Banten Jaya (UnBaja), dan memberikan sertifikat elektronik bagi peserta. Tapi bukan sertifikat yang jadi sorotan utama, melainkan bagaimana kegiatan ini bisa berjalan nyaris tanpa biaya.


Menurut Lurah Lebak Denok, Nurkholis, inisiatif seperti Kampoeng Programming mencerminkan semangat kemandirian warga dalam era digital. "Kami ingin membuktikan bahwa perubahan tak harus menunggu anggaran. Asal ada kemauan, jejaring, dan semangat gotong royong, masyarakat bisa bergerak," ujarnya.


Model kolaboratif seperti ini memperlihatkan potensi besar yang bisa digali dari kekuatan komunitas. Posyantek Harapan Denok bersama SKB, relawan mahasiswa, dan tokoh masyarakat membangun ekosistem pembelajaran yang inklusif dan berkelanjutan. Tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tapi juga menanamkan keyakinan bahwa transformasi digital bisa berangkat dari lorong-lorong kampung.


Kini, Kampoeng Programming mulai dikenal sebagai ikon inovasi lokal yang tak hanya inspiratif, tetapi juga aplikatif. Di tengah derasnya arus digitalisasi, warga Lebak Denok memilih untuk tidak tinggal diam. Mereka mengambil peran—tanpa bergantung pada anggaran, tapi tetap memberi dampak nyata.


(Din/Red*)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama