CILEGON, KBN.COM - Di balik sosoknya yang selama ini dikenal sebagai motor penggerak organisasi, Dede Rohana sejatinya adalah pelaku industri angkutan berat yang tumbuh dari lapangan. Ia bukan tipe pengurus yang hanya duduk di meja rapat, menandatangani berkas, atau mengatur agenda organisasi. Dede adalah orang yang sehari-hari bergelut dengan roda bisnisnya sendiri, merasakan langsung denyut operasional dunia truk yang keras dan penuh variabel tak terduga.
Perusahaan yang ia kelola, Multi Grup, telah lama berkecimpung di sektor logistik dan angkutan berat. Di kalangan pengusaha truk Banten, nama Multi Grup bukan pemain baru. Dede membesarkannya perlahan, dari usaha yang ia rintis dengan struktur sederhana hingga menjadi perusahaan yang diperhitungkan di lintasan industri. “Sebagian besar pengurus Aptrindo memang pemilik perusahaan truk,” kata Syaiful Bahri, ketua demisioner Aptrindo Banten. Rabu, 3 Desember 2025 “Termasuk Dede. Jadi ia paham betul tantangan lapangan.”
Pemahaman lapangan inilah yang membuat Dede berbeda dari sosok birokrat organisasi pada umumnya. Ia tahu bagaimana sulitnya mengelola driver, mengatur ritme barang, hingga berhadapan dengan persoalan regulasi yang sering berubah. Ia paham tarif yang fluktuatif, biaya operasional yang tak pernah turun, dan tekanan logistik yang kerap menguji pelaku usaha.
Dan karena ia berada di dalam industri itu sendiri, setiap kebijakan dan keputusan yang ia bawa ke meja organisasi berangkat dari pengalaman konkret—bukan teori, bukan asumsi, dan bukan sekadar aspirasi anggota. Dalam banyak diskusi di internal Aptrindo, Dede dikenal sebagai sosok yang berbicara to the point: apa persoalannya, di mana celahnya, dan bagaimana praktiknya di lapangan.
Kombinasi antara pengalaman sebagai pelaku usaha dan pengurus organisasi itulah yang membuatnya dianggap paling layak memimpin Aptrindo Banten. Ia mengerti peta industri, memahami psikologi pengusaha truk, dan punya jaringan relasi yang diperkuat dari kerja-kerja nyata.
Di momen Musda III, alasan itu pula yang membuat aklamasi terasa wajar. Dede bukan hadir sebagai figur administratif. Ia hadir sebagai representasi langsung industri angkutan berat—seseorang yang mengerti betul bahwa keputusan organisasi pada akhirnya harus diuji dalam satu arena: jalan raya dan bisnis logistik yang tak pernah berhenti bergerak.
(Yan/Red*)

Posting Komentar