Azwar Anas: Pembangunan Serang Jangan Hanya Soal Beton dan Aspal


SERANG, KBN.Com —
Menjelang usia ke-499, Kabupaten Serang berdiri di simpang jalan: antara laju pembangunan dan beban ketimpangan. Di tengah gegap gempita perayaan hari jadi, suara kritis datang dari Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Serang, Azwar Anas. Ia menilai arah pembangunan daerah itu kian melebar, tapi kehilangan fokus.


“Pembangunan di Serang ini seperti menyebar ke segala arah tanpa arah sektor yang jelas,” ujar Anas, ditemui usai rapat paripurna di Gedung DPRD Serang, awal pekan ini.


Menurutnya, Kabupaten Serang memiliki hampir semua potensi: pertanian, perikanan, industri, hingga pariwisata. Namun, tanpa fokus dan arah kebijakan yang tegas, potensi itu hanya menjadi daftar panjang tanpa nilai tambah nyata.


“Pemerintah harus berani menentukan fokus kawasan. Misalnya, Cikande dan Kragilan sebagai pusat industri, Anyer sebagai destinasi wisata, dan Pontang untuk pertanian. Kalau semua dikerjakan setengah-setengah, hasilnya tidak akan maksimal,” tutur Anas.


Anas juga menyoroti soal iklim investasi di Kabupaten Serang yang kerap tersandera oleh tumpang tindih regulasi dan birokrasi perizinan. Menurutnya, pemerintah harus menjaga keseimbangan antara kemudahan investasi dan kepastian hukum.


“Investor wajib taat aturan, tapi jangan dipersulit izinnya. Kalau ada yang sengaja dihambat, laporkan ke kami. Jangan biarkan kebijakan justru mematikan semangat investasi,” tegasnya.


Bagi Anas, pembangunan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari kejelasan regulasi. Ia mengingatkan, investasi hanya akan datang jika pemerintah memberi rasa aman dan adil — baik bagi pelaku usaha maupun masyarakat.


Dalam penutup pernyataannya, Anas menyinggung visi besar daerah yang selama ini digadang Pemkab: “Serang Bahagia.” Ia menilai, konsep itu belum menyentuh makna yang sesungguhnya.


“Bahagia itu bukan di spanduk atau baliho. Bahagia itu kalau rakyat mudah cari kerja, urus KTP cepat, dan akses layanan publik gampang. Kalau itu terwujud, baru layak disebut Serang Bahagia,” katanya.


Pernyataan Anas bukan sekadar kritik, tapi refleksi tentang arah pembangunan Serang hari ini — sebuah daerah yang tumbuh cepat, namun sering kehilangan keseimbangan antara aspal dan manusia, antara pembangunan fisik dan kesejahteraan sosial.


Dalam momentum jelang HUT ke-499 ini, suaranya menjadi pengingat: pembangunan sejati bukan soal banyaknya proyek, melainkan tentang seberapa layak hidup warga yang berjalan di atas jalan-jalan hasil pembangunan itu.



(Din/Red*)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama