“Cahaya Santri” Diluncurkan, Alumni Al Khairiyah Karang Tengah Dorong Pembentukan Kepengurusan Resmi


CILEGON, KBN.Com -
Sebuah langkah penting diambil para alumni Al Khairiyah Karang Tengah. Dalam momen Reuni Akbar dan Haul KH Qomaruddin, Sabtu (19/7/2025), diluncurkan karya tulis berjudul “Cahaya Santri”, hasil buah pikir dan pengalaman salah satu alumni yang kini dikenal sebagai penulis produktif.


Peluncuran buku ini menjadi simbol bahwa semangat keilmuan dan nilai-nilai pesantren tidak hanya hidup di ruang kelas, tapi terus menyala di dunia nyata. Karya ini memotret perjalanan spiritual, sosial, dan kultural para santri, sekaligus menjadi catatan penting tentang transformasi pendidikan di madrasah yang telah melahirkan ribuan alumni.


“Kami bangga karena dari rahim Al Khairiyah lahir penulis seperti ini. Ini bukan sekadar buku, tapi suara zaman dari kacamata santri,” ujar Ayatullah, Ketua Pelaksana kegiatan.


Bukan Sekadar Nostalgia, Saatnya Berorganisasi


Tak hanya peluncuran buku, para alumni juga menggelar musyawarah besar pertama yang membahas pembentukan struktur formal organisasi alumni. Menurut Ayatullah, potensi besar yang tersebar di berbagai kota, bahkan mancanegara, harus dikonsolidasikan melalui wadah yang rapi dan profesional.


"Selama ini semangatnya sudah luar biasa, tapi sayang kalau tidak ada yang menahkodai. Kita butuh struktur, bukan hanya spontanitas," tegasnya.


Dengan lebih dari 800 alumni aktif di grup digital AKAR (Al Khairiyah Karang Tengah), ide pembentukan pengurus resmi dinilai sangat realistis. Terlebih, acara ini menunjukkan bahwa jaringan alumni mampu menggalang dana mandiri hingga puluhan juta rupiah dalam waktu singkat.


Musyawarah ini dirancang sebagai fondasi awal: pembentukan struktur, penunjukan koordinator wilayah, hingga perencanaan program tahunan yang bisa menyentuh pendidikan, sosial, dan pemberdayaan ekonomi berbasis alumni.


Energi Alumni Tak Boleh Hilang Begitu Saja


Momentum peluncuran Cahaya Santri dan musyawarah ini dinilai menjadi penanda babak baru. Tak lagi hanya nostalgia dan haul tahunan, tapi masuk pada fase konsolidasi dan pengaruh konkret di masyarakat.


“Kalau alumni kita ada yang jadi dosen, penulis, diplomat, wirausaha, kenapa tidak kita himpun dan buat peta kekuatan? Ini bukan soal masa lalu, tapi visi ke depan,” tutup Ayatullah.



(Rizki/Red*)

Post a Comment

أحدث أقدم