CILEGON, KBN.Com – Momen Idul Adha menjadi panggung solidaritas di tengah kehidupan sosial yang terus bergerak. Sabtu (7/6/2025), Pengurus Besar (PB) Al-Khaeriyah kembali menggelar penyembelihan hewan kurban sebagai bagian dari peringatan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah. Bertempat di Komplek Pendidikan Al-Khaeriyah, Citangkil, Kota Cilegon, kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar ritual keagamaan—ia menjelma menjadi wadah pengabdian dan gotong royong.
Tahun ini, sebanyak sembilan ekor sapi dan sepuluh ekor kambing disembelih. Hewan kurban tersebut merupakan hasil swadaya para pengurus, guru, alumni, serta masyarakat yang bahu-membahu mendukung kegiatan tahunan ini.
“Alhamdulillah, tahun ini kami bisa menyembelih 9 sapi dan 10 kambing. Pelaksanaannya berjalan lancar berkat kerja sama yang solid dari panitia dan warga sekitar,” ujar Roy, ketua pelaksana kurban, saat ditemui di lokasi penyembelihan.
Menurut Roy, distribusi daging tidak hanya diperuntukkan bagi internal Al-Khaeriyah, seperti para guru, santri, dan staf. Sebagian besar justru disalurkan kepada masyarakat sekitar, khususnya warga kurang mampu di wilayah Kota Cilegon.
“Ini bentuk kepedulian kami kepada lingkungan. Kami ingin keberkahan kurban ini bisa dirasakan oleh masyarakat luas,” lanjutnya.
Kurban: Ibadah yang Menyentuh Kemanusiaan
Ketua PB Al-Khaeriyah, Haji Ali Mujahidin—yang akrab disapa Haji Mumu—menggarisbawahi pentingnya melihat Idul Adha sebagai peristiwa yang memuat nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, bukan sekadar penyembelihan hewan semata.
“Kami sangat bersyukur karena tahun ini PB Al-Khaeriyah kembali bisa melaksanakan ibadah kurban. Ini adalah bagian dari pengabdian sosial kami kepada masyarakat,” kata Haji Mumu.
Ia menilai, semangat gotong royong dan antusiasme warga Al-Khaeriyah semakin meningkat setiap tahunnya. Bagi Haji Mumu, ini menjadi indikator positif bahwa nilai-nilai solidaritas masih tumbuh subur di tengah tantangan zaman.
“Melihat semangat para guru, santri, dan seluruh elemen yang terlibat, saya merasa sangat bahagia. Kegiatan ini bukan hanya menyembelih hewan, tapi juga menyemai nilai-nilai kebersamaan,” tambahnya.
Menebar Manfaat, Merawat Tradisi
Lebih jauh, Haji Mumu mengungkapkan harapannya agar kegiatan kurban Al-Khaeriyah bisa terus berkembang. Ia menyebut, peningkatan jumlah hewan dan cakupan distribusi menjadi cita-cita yang tak lepas dari ruh sosial Idul Adha.
“Semoga di masa depan jumlah hewan kurban bisa bertambah dan menjangkau lebih banyak masyarakat, khususnya warga yang membutuhkan di Kota Cilegon,” tuturnya.
Bagi Haji Mumu, kurban adalah bagian dari tradisi Islam yang bukan hanya menyangkut aspek ibadah, melainkan juga menyentuh dimensi sosial yang mendalam.
“Kegiatan seperti ini adalah bagian dari tradisi keislaman yang harus terus dijaga. Ini bukan hanya tentang daging, tetapi tentang silaturahmi, tentang nilai, dan tentang kemanusiaan,” pungkasnya.
(Rizky/Red*)
Posting Komentar