Dindik Cilegon Bantah Isu Jual Beli Kursi dalam Penerimaan Murid Baru


CILEGON, KBN.Com -
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon, Heni Anita Susila, membantah keras isu jual beli kursi dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025. Ia menegaskan, seluruh proses penerimaan dilakukan tanpa pungutan biaya alias gratis.


“SPMB ini gratis. Masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Kalau ada isu soal jual beli kursi, kami juga baru mendengarnya. Tidak ada bukti praktik semacam itu,” ujar Heni saat ditemui Jurnalis KBN.Com di Kantor Wali Kota Cilegon, Rabu (25/6/2025).


Isu tersebut mencuat di tengah banyaknya keluhan dari orang tua murid, terutama mereka yang anaknya tidak diterima di sekolah negeri favorit. Menanggapi hal itu, Heni mengatakan bahwa pihaknya akan menampung semua aduan masyarakat dan menjadikannya bahan evaluasi.


“Keluhan dari para orang tua akan kami kaji. Proses SPMB ini memang tidak sempurna, tapi kami terbuka terhadap masukan untuk memperbaikinya ke depan,” tambahnya.


Namun, Heni juga mengingatkan bahwa tidak semua aduan bisa langsung ditindaklanjuti dalam bentuk dispensasi atau kuota khusus bagi siswa yang tidak lolos seleksi. “Kami tidak bisa menjanjikan akan ada dispensasi. Tapi ini jadi catatan penting bagi kami, agar ke depan lebih baik,” ucapnya.


Daya Tampung Terbatas, Antusias Masyarakat Tinggi


Heni mengakui keterbatasan daya tampung menjadi salah satu masalah dalam penerimaan siswa baru. Ia mencontohkan SMP Negeri 11 Cilegon yang hanya bisa menerima lima rombongan belajar karena keterbatasan ruang kelas. Sementara jumlah pendaftar membludak.


“Pendaftar ke SMPN 11 sangat tinggi. Ini menunjukkan sekolah itu memang diminati. Ke depan, kami akan evaluasi daya tampungnya dan mempertimbangkan penambahan ruang kelas atau kuota,” jelasnya.


Zonasi dan Prestasi Jadi Pertimbangan


Ia juga menjelaskan bahwa sistem zonasi masih menjadi dasar penerimaan siswa, namun nilai akademik dan prestasi tetap menjadi bahan pertimbangan.


“Zonasi tetap mengacu pada jarak rumah ke sekolah. Tapi bukan berarti nilai akademik diabaikan. Yang berprestasi tetap kami prioritaskan. Pergerakan nilai setiap hari itu wajar karena proses pendaftaran masih berjalan dan siswa dengan nilai lebih tinggi terus masuk sistem,” paparnya.


Komitmen Perbaikan SPMB


Di akhir pernyataannya, Heni menyampaikan harapan agar proses penerimaan murid baru di Kota Cilegon ke depan bisa lebih baik dan merata.


“Kami akan petakan daya tampung sekolah-sekolah yang peminatnya tinggi seperti SMPN 11 dan SMPN 12. Kuotanya akan kami sesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat,” pungkasnya.


(Rizki/Red*)

Post a Comment

أحدث أقدم