CILEGON, KBN.Com - Setelah video viral yang memperlihatkan dirinya tampak "ditabrak" oleh mobil anggota DPRD Kota Cilegon, Hasanal Fatah akhirnya angkat suara. Namun bukan untuk memperpanjang konflik. Justru sebaliknya—ia datang membawa niat damai.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang disampaikan Rabu (27/8/2025), Hasanal menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada H. Hikmatullah, anggota DPRD dari Fraksi Partai Gelora, yang sempat disudutkan publik akibat video tersebut.
“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak H. Hikmatullah, keluarga beliau, dan masyarakat Kota Cilegon,” kata Hasanal dengan nada menyesal.
Pengakuan dan Klarifikasi: “Saya yang Pasang Badan”
Dalam klarifikasinya, Hasanal mengaku bahwa insiden yang terekam di video bukan murni tabrakan, melainkan dirinya sengaja memasang badan di depan mobil dinas Hikmatullah saat aksi demonstrasi pada 10 Juni 2025.
Ia juga menyebut bahwa tindakannya dilakukan di bawah tekanan dari pihak internal serikat pekerja. Video tersebut, lanjutnya, kemudian disebar tanpa persetujuan dirinya, hingga akhirnya menjadi konsumsi publik dan memicu kegaduhan.
Restorasi Sosial: Damai Tanpa Tekanan
Kuasa hukum H. Hikmatullah, H. Muhibudin, mengonfirmasi bahwa permintaan maaf dari Hasanal datang dengan tulus, tanpa paksaan dari pihak manapun.
“Hasanal beberapa kali datang ke saya. Bahkan pernah datang bersama ayahnya. Ia menyampaikan niat ingin berdamai,” ungkap Muhibudin kepada wartawan.
Setelah proses dialog berlangsung, kedua belah pihak akhirnya mencapai kesepakatan damai. Tidak ada pelaporan, tidak ada tuntutan hukum. Semua diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kami menerima permintaan maaf itu dengan lapang dada. Ini bukan hanya soal memaafkan, tapi tentang memperbaiki hubungan di tengah masyarakat,” lanjutnya.
Harapan Baru untuk Hasanal
Muhibudin juga berharap insiden ini bisa menjadi pelajaran sekaligus titik balik bagi Hasanal yang masih muda. Ia didorong untuk kembali menata masa depan, baik dalam dunia kerja maupun kehidupan sosialnya di Kota Cilegon.
“Kami percaya, Hasanal bisa bangkit dan memperbaiki semuanya. Ini bukan akhir, tapi awal yang baru,” tutupnya.
Catatan Redaksi:
Kisah damai ini menjadi pengingat bahwa tidak semua konflik harus diselesaikan di meja hijau. Kadang, kejujuran dan keberanian untuk mengakui kesalahan justru membuka ruang untuk rekonsiliasi yang lebih besar—bagi individu, dan juga bagi masyarakat.
(Din/Red*)
Posting Komentar