Ketua Yayasan Al Imtiyaz: Dunia Sementara, Pendidikan Akhlak Harus Kekal


CILEGON, KBN.Com –
Ketua Yayasan Al Imtiyaz, Munirudin, menegaskan pentingnya mendidik anak dengan melibatkan nilai-nilai spiritual sebagai fondasi utama.


Dalam sambutannya pada momen syukuran dan awal tahun ajaran baru RA dan MI Unggulan Al Imtiyaz, Jumat (11/7/2025), ia mengajak seluruh orang tua dan guru untuk menghadirkan Allah dalam setiap proses pendidikan.


"Saat kita meninggal, bukan harta atau jabatan yang akan menyelamatkan, tapi doa anak-anak yang saleh dan salehah. Maka mendidik anak bukan hanya soal ilmu dunia, tapi investasi akhirat," tegas Munirudin.


Yayasan Al Imtiyaz menaungi dua lembaga pendidikan, yakni Raudhatul Athfal (RA) dan Madrasah Ibtidaiyah Unggulan (MIU). Keduanya berkomitmen membentuk generasi yang tak hanya cerdas secara akademik, tapi juga kuat secara spiritual dan berakhlak mulia.


Munirudin juga menyinggung soal tanda-tanda kehidupan dunia yang makin mendekati akhir zaman.


"Kehidupan dunia ini takkan lebih dari 1.500 tahun. Sekarang sudah 1.447 Hijriah, ditambah masa kenabian 13 tahun, berarti kita sudah ada di angka 1.460 tahun. Tanda-tandanya mulai terasa—masjid makin megah, tapi jamaahnya makin sepi," ujar dia.


*Asmaul Husna, Tahfidz, dan Karakter Jadi Fokus*


Hadir dalam kesempatan itu, pembina yayasan sekaligus ketua komite, Rachmatullah AS, menyampaikan bahwa kurikulum di Al Imtiyaz tak hanya fokus pada akademik, melainkan juga spiritualitas dan pembentukan karakter.


"Kita bimbing anak-anak mulai dari mengenal Asmaul Husna, membiasakan salat duha, membaca dan menghafal Al-Qur’an, hingga salat dzuhur berjamaah. Setelah itu baru pembelajaran umum," jelasnya.


Menurut Rachmatullah, hafalan Al-Qur’an menjadi salah satu aspek unggulan di Al Imtiyaz. Di tingkat RA, pihak yayasan tidak menargetkan jumlah murid yang banyak, namun fokus pada kualitas dan pendekatan yang penuh kasih.


"Metode yang kami gunakan berbasis cinta. Anak-anak diajarkan untuk saling menyayangi, berteman, dan berakhlak mulia. Kami mulai dari hal yang paling dasar: toharoh dan adab," tambahnya.


*Disiplin dan Peran Orang Tua*


Dalam hal kedisiplinan, sistem berpakaian siswa juga dirancang menyerupai semangat dan keteraturan seperti halnya TNI. "Ini bukan hanya soal seragam, tapi bagaimana anak-anak belajar tentang disiplin sejak dini," kata Munirudin.


Pihak yayasan juga akan menguatkan sinergi dengan orang tua melalui majelis taklim wali murid. "Orang tua adalah bagian penting dari pendidikan anak. Melalui pengajian bersama, kita bangun visi dan nilai yang sama," ujarnya.


Dengan mengedepankan pendidikan berbasis nilai, Yayasan Al Imtiyaz berharap bisa mencetak generasi Qur’ani yang siap menghadapi tantangan zaman, tanpa kehilangan akar moral dan spiritual.



(Rizki/Red*)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama