CILEGON, KBN.Com - Di tengah semangat pembaruan organisasi warga, proses demokrasi LSM Aliansi Masyarakat Pemuda Kepuh (AMPUH) akhirnya menemukan jalannya. Rabu, 25 Juni 2025, menjadi tonggak penting: Zainal Arifin, ST, MM terpilih secara meyakinkan sebagai Ketua LSM AMPUH periode 2025–2028. Ia meraih 12 suara dari total 23 pemilih—mengungguli enam kandidat lain yang ikut bertarung dalam kontestasi ketat namun damai.
Zainal menyingkirkan kompetitor seperti Feby Wahyudi (4 suara), Mulyadi (3 suara), Gunawan (2 suara), serta Agus Neni dan Yunani (masing-masing 1 suara). Sementara Andri Yani tak memperoleh satu pun dukungan.
"Ini amanah berat, tapi akan saya jalani dengan sepenuh hati," ujar Zainal, menyampaikan komitmennya membangun kesinambungan sekaligus inovasi. Ia menegaskan, kepemimpinannya tak berangkat dari kritik atas masa lalu, melainkan upaya memperkuat dan memperluas kebermanfaatan organisasi.
Sekretariat Jadi Simbol Pembaruan
Di antara program prioritasnya, renovasi sekretariat LSM menjadi simbol awal perubahan. Zainal menekankan pentingnya memiliki kantor yang representatif, tidak sekadar tempat berkumpul, tetapi pusat aktivitas sosial yang terbuka dan inklusif.
"Kita bukan pewaris, tapi perintis," ujarnya tajam. Menurutnya, LSM tak boleh identik dengan praktik premanisme atau pemalakan atas nama komunitas. “LSM harus hadir sebagai gerakan yang bersih, mengakar, dan memberi solusi.”
Zainal juga merinci agenda-agenda pelatihan keterampilan sebagai bentuk konkret dari keberpihakan pada warga. Pelatihan forklift dan las akan dihidupkan kembali melalui sinergi dengan industri lokal. Ia menargetkan pelatihan ini bukan hanya seremonial, melainkan menjadi jalan bagi warga Kepuh memasuki dunia kerja formal.
Pemilihan Ulang Setelah Gejolak
Di balik kemenangan itu, proses menuju pemilihan tak sepenuhnya mulus. Ketua Panitia Pemilihan, Taufik, mengungkapkan bahwa proses berjalan dalam lima tahap. "Awalnya sempat ada gejolak, tapi semua diselesaikan dengan transparan dan demokratis," ujarnya.
Sekretaris Kelurahan Kepuh, Hozali, membenarkan bahwa pemilihan ulang merupakan hasil dari mediasi. Pemilihan awal pada 10 Juni sempat diprotes sejumlah pemuda karena dianggap tertutup. Mereka meminta pemilihan ulang dalam forum di kelurahan pada 14 Juni.
“Kami dari kelurahan hanya menjembatani,” ujar Hozali. “Dulu opsinya hanya dua: pemilihan ulang atau pembubaran LSM. Alhamdulillah, masyarakat memilih jalan demokrasi.”
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kelurahan siap memfasilitasi legalitas organisasi setelah struktur dan AD/ART selesai. “Harapannya, LSM ini kembali menjadi rumah bersama, terutama bagi warga yang belum punya ruang ekspresi dan kontribusi.”
Sejak berdiri pada 2007, LSM AMPUH telah menjadi salah satu instrumen masyarakat dalam menyuarakan kepentingan lokal. Kini, dengan wajah baru di pucuk kepemimpinan, harapan kembali tumbuh bahwa organisasi ini bisa hadir bukan hanya sebagai penjaga aspirasi, tapi juga penggerak kemajuan.
(Rizki/Red*)
Posting Komentar